Tatkala Nabi
SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di
sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang
da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya,
Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu
Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi
seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang
baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Khadijah
menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat
menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah
wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada
Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa,
harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan
dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
Rasulullah
SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia
membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan
hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."
Kenapa kita
bersusah payah mencari teladan di sana-sini, pada- hal di hadapan kita ada
"wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu- wailid, Ummul Mu'minin
yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di
waktu berkhalwat sebelum diangkat men- jadi Nabi dan meneguhkan serta
membenarkannya.
Khadijah
mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau
serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas
jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan se- baik-baik balasan dan memberinya
kesenangan dan kenikmatan di dalam is- tananya, sebagaimana yang diceritakan
Nabi SAW, kepadanya pada masa hi- dupnya.
Ketika
Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai, Rasulullah,
inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau
minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya
dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara
yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR.
Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata
:"Keshahihannya telah disepakati."]
Bukankah
istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang
terpedaya oleh dunia ?
Sayidah
Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang
Mu'min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW.
Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad
dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri
di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan
tertinggi bagi para wanita.
Betapa
tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul
Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu
menyuruhnya membaca ayat- ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah
SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia
tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia
berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada
di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman,
pembantu maupun penolong.
Nabi SAW tetap
dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau
pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya.
Ketika melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal
Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga
mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku." Maka Rasulullah SAW
menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.
Khadijah
r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi
Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat
ini." Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi
hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak
pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan,
pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah
melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan
urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.
Itulah dia,
Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah
Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya
:"Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari
Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah yang menurunkan
salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada
Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)."
Sesungguhnya
ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat
yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu
disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar
daripada semua sikap yang mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya
Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah
mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat
beliau gelisah, menolong- nya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam
menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat
jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.
Rasulullah
SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang- orang
mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia
memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah
mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia."
[HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah
r.a., dia berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai,
Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan
atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari
Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat)
dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan."
[Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya,
1/539]
Khadijah Binti Khuwailid
|
0 komentar:
Post a Comment